Oleh: MN Harisudin
Direktur Utama Salsabila Group
Direktur Utama Salsabila Group
Di antara kita, siapa yang tidak ingin menjadi kaya? Tentu semuanya ingin kaya. Menjadi jutawan bahkan milyader. Punya rumah mewah, mobil mahal, perabotan rumah tangga yang lux, deposito ratusan juta dan sebagainya.
Apalagi, tujuan menjadi kaya satu: ingin memperbanyak berbagi manfaat pada sesama. Seperti sabda Nabi Muhammad Saw: “Khairunnas anfa’uhum lin nas (sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat pada sesama)”. Rasanya, hidup ini semakin bermakna ketika kita dapat bermanfaat pada sesama. Hidup pun menjadi tidak sia-sia.
Sayangnya orang Indonesia lebih senang kaya dengan cara instan. Maunya kaya dengan cara-cara mudah, tidak berkeringat, namun hasilnya melimpah-ruah. Misalnya, mendapat uang yang disebar dari pesawat udara, seperti beberapa tahun yang silam. Atau mendapat uang kaget dari sebuah TV swasta. Dan atau juga dengan cara mendapat kuis berhadiah TV dan atau media lainnya.
Tentu semua itu adalah mimpi. Ya mimpi indah. Karena, berapa orang yang mendapat kuis berhadiah, uang kaget dan sebagainya. Jumlahnya bisa dihitung dengan jari di antara 200 juta orang di negeri ini, hanya segelintir orang. Entah, kita akan menjadi orang ke berapa dan tahun berapa mendapatkan mimpi itu.
Tayangan TV dan ruang lingkup kita memang lebih senang membuai kita hingga akhirnya kita mengikuti arus mainstream bahwa untuk menjadi kaya bisa dengan cara-cara instan. Padahal, cara ini tidak benar. Lihatlah, mereka yang sukses secara ekonomi. Mereka rata-rata adalah orang kreatif, memiliki etos kerja yang tinggi, dan satu hal: mereka adalah pekerja keras!
Ketika orang lain masih belum bangun tidur di pagi hari, mereka sudah bangun tidur duluan membangun raksasa bisnisnya. Ketika orang-orang sudah terlelap tidur, mereka masih juga bekerja. Rata-rata, mereka hanya tidur empat jam sehari. Dahlan Iskan, Ciputra, Bakrie, dan banyak lagi adalah contoh manusia-manusia kreatif dan pekerja keras yang sukses.
Saya jadi teringat ketika Gus Ali Masyhuri, Tulangan Sidoarjo memberikan pengajian di Alun-alun kota Jember. Orang-orang terkagum-kagum alias terkesima dengan kata per kata yang disampaikan. “Ibu-ibu, bapak-bapak, apa panjenengan semua ingin kaya?” demikian beliau bertanya pada puluhan ribu jamaah pengajian tersebut.
“Kalau begitu, saya akan beri amalannya. Mau apa tidak?” Tanya Gus Ali pada hadirin. Hadirin menyangka bahwa amalan itu sebentuk dzikir yang dapat mendekatkan pada Allah Swt sehingga doa menjadi kaya terkabul. Ketika jamaah mulai penasaran, Gus Ali berkata, ”Amalan untuk menjadi kaya adalah dengan bekerja”. Geerrr.... Hadirin pun menjadi tertawa.
Ini yang pertama. Untuk menjadi kaya, seperti kata Gus Ali, kita memang harus bekerja. Dengan usaha dan bekerja, insya Allah akan melapangkan rizki kita. Sebaliknya, orang yang malas dan tidak mau berusaha juga akan disempitkan oleh Allah Swt. Orang malas sedikit kawan. Orang pekerja keras banyak teman dan relasi.
Namun cara itu saja tidak cukup. Kita butuh doa dengan sepenuh hati, bukan doa yang hanya tampak di mulut. Doa pada Allah Swt dengan meminta secara sungguh-sungguh agar mendapat kelapangan rizki. Ini cara kedua.
Cara ketiga, dengan bersedekah yang “surprise”. Di sela-sela kegiatan bisnis, saya pernah mengikuti kursus cara gila jadi pengusaha yang diadakan oleh Entrepreneur University pada akhir tahun 2008. Semua dosennya adalah pengusaha. Dan rata-rata, kaya atau minimal berkecukupan.
Satu hal yang menarik, di situ kita diajari untuk memberikan sedekah “surprise” kepada orang lain. Kalau Anda memberi sedekah pada seorang pengemis hanya Rp.100, tentu bukan surprise namanya. Sang pengemis akan bisa menebak besaran uang yang Anda berikan. Paling-paling ya segitu. Coba sesekali, berilah dia surprise (kejutan). Beri dia uang Rp.100.000, mungkin pengemis ini akan pingsan. Tidak percaya, ia mendapat uang sebanyak itu.
Teorinya, kalau Anda telah membuat surprise orang lain yang membutuhkan, insya Allah anda akan diberi rizki yang surprise juga oleh Allah Swt. Termasuk surprise kaya. Sebaliknya, kalau anda bersedekah dengan besaran yang biasa-biasa saja (100 rupiah, 200 rupiah, dsb), kemungkinan Allah Swt juga akan memberikan biasa-biasa saja. Tidak ada surprise rezeki untuk anda. Apalagi, surprise menjadi kaya. Nah, siapa mau coba surprise kaya dengan sedekah surprise ?
Apalagi, tujuan menjadi kaya satu: ingin memperbanyak berbagi manfaat pada sesama. Seperti sabda Nabi Muhammad Saw: “Khairunnas anfa’uhum lin nas (sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat pada sesama)”. Rasanya, hidup ini semakin bermakna ketika kita dapat bermanfaat pada sesama. Hidup pun menjadi tidak sia-sia.
Sayangnya orang Indonesia lebih senang kaya dengan cara instan. Maunya kaya dengan cara-cara mudah, tidak berkeringat, namun hasilnya melimpah-ruah. Misalnya, mendapat uang yang disebar dari pesawat udara, seperti beberapa tahun yang silam. Atau mendapat uang kaget dari sebuah TV swasta. Dan atau juga dengan cara mendapat kuis berhadiah TV dan atau media lainnya.
Tentu semua itu adalah mimpi. Ya mimpi indah. Karena, berapa orang yang mendapat kuis berhadiah, uang kaget dan sebagainya. Jumlahnya bisa dihitung dengan jari di antara 200 juta orang di negeri ini, hanya segelintir orang. Entah, kita akan menjadi orang ke berapa dan tahun berapa mendapatkan mimpi itu.
Tayangan TV dan ruang lingkup kita memang lebih senang membuai kita hingga akhirnya kita mengikuti arus mainstream bahwa untuk menjadi kaya bisa dengan cara-cara instan. Padahal, cara ini tidak benar. Lihatlah, mereka yang sukses secara ekonomi. Mereka rata-rata adalah orang kreatif, memiliki etos kerja yang tinggi, dan satu hal: mereka adalah pekerja keras!
Ketika orang lain masih belum bangun tidur di pagi hari, mereka sudah bangun tidur duluan membangun raksasa bisnisnya. Ketika orang-orang sudah terlelap tidur, mereka masih juga bekerja. Rata-rata, mereka hanya tidur empat jam sehari. Dahlan Iskan, Ciputra, Bakrie, dan banyak lagi adalah contoh manusia-manusia kreatif dan pekerja keras yang sukses.
Saya jadi teringat ketika Gus Ali Masyhuri, Tulangan Sidoarjo memberikan pengajian di Alun-alun kota Jember. Orang-orang terkagum-kagum alias terkesima dengan kata per kata yang disampaikan. “Ibu-ibu, bapak-bapak, apa panjenengan semua ingin kaya?” demikian beliau bertanya pada puluhan ribu jamaah pengajian tersebut.
“Kalau begitu, saya akan beri amalannya. Mau apa tidak?” Tanya Gus Ali pada hadirin. Hadirin menyangka bahwa amalan itu sebentuk dzikir yang dapat mendekatkan pada Allah Swt sehingga doa menjadi kaya terkabul. Ketika jamaah mulai penasaran, Gus Ali berkata, ”Amalan untuk menjadi kaya adalah dengan bekerja”. Geerrr.... Hadirin pun menjadi tertawa.
Ini yang pertama. Untuk menjadi kaya, seperti kata Gus Ali, kita memang harus bekerja. Dengan usaha dan bekerja, insya Allah akan melapangkan rizki kita. Sebaliknya, orang yang malas dan tidak mau berusaha juga akan disempitkan oleh Allah Swt. Orang malas sedikit kawan. Orang pekerja keras banyak teman dan relasi.
Namun cara itu saja tidak cukup. Kita butuh doa dengan sepenuh hati, bukan doa yang hanya tampak di mulut. Doa pada Allah Swt dengan meminta secara sungguh-sungguh agar mendapat kelapangan rizki. Ini cara kedua.
Cara ketiga, dengan bersedekah yang “surprise”. Di sela-sela kegiatan bisnis, saya pernah mengikuti kursus cara gila jadi pengusaha yang diadakan oleh Entrepreneur University pada akhir tahun 2008. Semua dosennya adalah pengusaha. Dan rata-rata, kaya atau minimal berkecukupan.
Satu hal yang menarik, di situ kita diajari untuk memberikan sedekah “surprise” kepada orang lain. Kalau Anda memberi sedekah pada seorang pengemis hanya Rp.100, tentu bukan surprise namanya. Sang pengemis akan bisa menebak besaran uang yang Anda berikan. Paling-paling ya segitu. Coba sesekali, berilah dia surprise (kejutan). Beri dia uang Rp.100.000, mungkin pengemis ini akan pingsan. Tidak percaya, ia mendapat uang sebanyak itu.
Teorinya, kalau Anda telah membuat surprise orang lain yang membutuhkan, insya Allah anda akan diberi rizki yang surprise juga oleh Allah Swt. Termasuk surprise kaya. Sebaliknya, kalau anda bersedekah dengan besaran yang biasa-biasa saja (100 rupiah, 200 rupiah, dsb), kemungkinan Allah Swt juga akan memberikan biasa-biasa saja. Tidak ada surprise rezeki untuk anda. Apalagi, surprise menjadi kaya. Nah, siapa mau coba surprise kaya dengan sedekah surprise ?
Comments :
Posting Komentar
Saran, kritik dan komentar anda akan sangat membantu kami dalam mengembangkan web blog ini. Terimakasih