Tauhid: Kunci Ketertiban Jagad Semesta


Judul : Ayat-Ayat Tauhid (Pencerahan Akidah Tauhid Berpadu Logika Sains Iptek)
Penerbit : Bina Ilmu, Surabaya
Penulis : dr. H. Muhammad Thohir, Sp.Kj
Tahun terbit : Mei 2009
Halaman : 226+XXIX hlm





Tauhid yang memiliki akar kata ahad (satu atau esa) adalah fondasi dari semua agama samawi. Tauhid merupakan inti dari keimanan terhadap Allah Swt. Dan iman merupakan pondasi dari sebuah bangunan keagamaan. Bila diibaratkan sebagai pohon, maka iman adalah akar, batangnya adalah ayariat, dan akhlak atau ihsan ibarat daunnya. Iman memberi kekuatan bagi tegaknya sebuah syariat, sama halnya dengan akar yang memberi kekuatan bagi tegaknya pohon yang dihiasi oleh indahnya dedaunan, serupa dengan ihsan yang menyempurnakan keagamaan seseorang.

Dalam Al Quran, Allah menegaskan keesaan-Nya dan kewajiban meyakini itu bagi manusia. Sikap tersebut dapat mendorong umat manusia untuk berperilaku baik. Ini tersurat dalam Surat al Kahfi:110, ”Katakanlah (wahai Muhammad): sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: ‘Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa.’ Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal salih dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya."

Karena itu orang yang mengaku beriman dan bertauhid seharusnya dia tidak berbuat kerusakan di muka bumi, tidak korupsi, tidak menyekutukan Tuhan dengan apa pun termasuk terhadap penguasa dan harta.

Hal ini sungguh berbalik dengan kenyataan Indonesia kini. Negara yang mayoritas penduduknya memeluk Islam, namun tingkat kemaksiatan merajalela; perusakan lingkungan, perebutan kekuasaan seraya menghalalkan segala cara, seolah kekuasaan adalah Tuhannya. Bisa jadi inilah yang menyebabkan bangsa dan mayoritas umat Islam terus terbelakang. Keimanan kita ternyata belum berdampak positif secara sosial.

Kalau itu yang terjadi, tentu sebuah hal yang aneh. Alam semesta saja bertauhid kepada Allah. Simak saja gejala matahari. Sebagai pusat tata surya, ia dikelilingi oleh benda-benda angkasa yang berputar mengikuti orbitnya. Gerakan itu tak lain adalah praktik prinsip tauhid. Dengan energi gravitasi yang dimiliki matahari, benda-benda itu selalu berada pada struktur tata surya sehingga tidak terjadi kekacauan.

Energi gravitasi dan ketertiban perputaran tatasurya adalah daya yang diberikan Allah agar menjadi pelajaran bagi manusia. Dengan bertauhid, akan tercipta keteraturan dalam hidup. Bahwa alam bertauhid kepada Allah telah ditegaskan dalam Quran surat al Isra’:44, ”Langit yang tujuh dan bumi serta semua yang ada di dalamnya, bertasbih kepada Allah. Dan tak ada sesuatu pun (di jagad raya semesta) melainkan bertasbih dengan memuji-Nya. Tetapi kamu sekalian tidak memahami cara tasbih mereka. Sesungguhnya Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.”

Nah, kalau alam bertauhid dengan caranya yang unik, lantas bagaimana kita? Kita harus bertauhid dengan benar agar tidak terjerumus pada syirik (menyekutukan Allah). Penulis buku ini mengajukan tiga prinsip yang mesti dipegang oleh umat Islam.

Pertama, harus meyakini bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan tidak menyekutukannya. Keyakinan ini tentu harus diwujudkan dalam sikap sosialnya dengan bersikap jujur, terpercaya, ikhlas, dan tidak berbuat kejahatan, karena Tuhan menyukai kejujuran, sikap amanah, ikhlas dan tidak berbuiat kejahatan.

Kedua, meyakini bahwa Allah Swt adalah pencipta seluruh alam semesta, memilikinya, menguasainya dan memeliharanya. Hal ini tentu harus termanifestasikan dalam sikap menyayangi sesama makhluk, termasuk alam. Karena semuanya adalah ciptaan Tuhan. Menghormati, menghargai, menyayangi dan memelihara ciptaan-Nya sama halnya dengan menghormati Tuhan.

Ketiga, segala puji adalah bagi-Nya, dan hanya kepadanya kita menyembah dan meminta pertolongan. Sebagai makhluk Allah, haram bagi kita untuk gila kehormatan, pujian, jabatan, dan “menyembah” kepada selain-Nya dengan harapan mendapat tempat dan pertolongan.

Itulah sikap yang mestinya dipahami dan dimiliki oleh seluruh muslim agar hidupnya berjalan atas bimbingan Allah. Untuk memahami tauhid secara mendalam dan mempraktikkannya dalam kehidupan, tentu perlu mengkaji lebih dalam lagi berbagai hal tentang Iman, serta berbagai kondisi positif yang diperoleh dengan bertauhid. Salah satunya dengan mempelajari gerakan para penghuni jagad semesta ini.
Semua itu telah dituangkan dengan sistematis oleh Muhammad Thohir, seorang dokter, psikiater, sekaligus kyai. Penulis dengan cermat meletakkan dasar-dasar teoretis secata tematik sehingga bisa memberikan pemahaman secara benar dan utuh tentang Tauhid. Buku ini sangat penting, bahkan wajib untuk dibaca siapa pun yang ingin lurus keimanannya, dan memperoleh manfaat dan dampak positif dari kekuatan iman.

Comments :

0 komentar to “Tauhid: Kunci Ketertiban Jagad Semesta”

Posting Komentar

Saran, kritik dan komentar anda akan sangat membantu kami dalam mengembangkan web blog ini. Terimakasih

 

koleksi

koleksi

Redaksi

Ketua Pengarah: M. Arif Junaidi. Penanggungjawab: Syarif Thayib (Ketua Yayasan Al Madinah).
­Redaktur Ahli: dr. Muhammad Thohir, Sp.Kj., Ahmad Faiz Zainuddin, S.Psi, Masuki M. Astro, Siti Raudlatul Jannah, S.Ag . Pemimpin Umum: Izzuddin Al Anshary. Pemimpin Redaksi: M. Syafiq Syeirozi. Redaktur Pelaksana: A. Suud Fuadi. Dewan Redaksi: Helmi Jauhari, A. Fathul Hudi. Distributor: Syafi’uddin. Kontributor Edisi ini: Aura Azzahra. Desain/Layout: Abd. Rokhman
Alamat Redaksi: Grha Aitam, Jl. Bratang Binangun IX/25-27 Surabaya. Telepon/Faksimile: (031) 5019424 / 5022212. ­E-Mail: redaksimadinah@yahoo.com. Web Blog: majalah-madinah.blogspot.com