Malam merambat larut, beberapa balita tidur lelap di emperan salah satu Mal di jalan Pemuda Surabaya. Sementara di seberang kaca, puluhan orang menyantap makanan dengan harga puluhan hingga ratusan ribu.
Pemandangan ini tersaji hampir setiap malam, termasuk pada bulan Ramadhan, bulan yang banyak disebut sebagai bulan suci bernilai sosial. Apa pasal, ibadah pribadi (puasa) dan ibadah sosial (zakat) diwajibkan secara beriringan.
Ini menunjukkan bahwa kesalihan dalam Islam bukan cuma seputar shalat dan puasa, namun juga kepedulian terhadap sesama dalam wujud tindakan nyata. Bagi si kaya, maka harus menyantuni si miskin. Pejabat dan abdi negara tidak boleh korupsi dan harus efisien menggunakan uang rakyat.
Hingga kini Indonesia masih merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Harusnya, mayoritas warga juga berpuasa dan berzakat. Dan idealnya pula, jumlah warga miskin terkikis. Kok bisa? Ya, jika zakat ditunaikan semua orang yang terkena kewajiban dan diurus secara benar.
Memang tak salah jika warga ragu menyalurkan zakatnya ke lembaga resmi yang diayomi negara seperti BAZ atau Lazis, mengingat banyaknya kasus kekisruhan penyaluran bantuan bencana alam, BLT, dan sebagainya.
Selamat membaca Al Madinah edisi (akhir) Ramadhan. Mencoba tampil dengan gaya yang lebih familiar dibanding biasanya, kritik dan saran Anda selalu dinantikan.
Salam Redaksi
Salam, Rabu, 28 Oktober 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comments :
Posting Komentar
Saran, kritik dan komentar anda akan sangat membantu kami dalam mengembangkan web blog ini. Terimakasih