Menyederhakan Pengajaran Bahasa

Sebagian orang senang dengan kerumitan, terutama dalam hal pengetahuan. Dalam bahasa Inggris, ada istilah yang meremehkan kesederhanaan; simple minded yang dikonotasikan dengan orang lugu dan bodoh.

Sementara orang yang dianggap pandai ialah mereka yang bisa menjelaskan sesuatu secara ”ilmiah” alias susah dipahami orang lain. Namun itu dulu. Sekarang ukuran kecerdasan bukan terletak pada cara berpikir yang rumit, tetapi seberapa mampu kita menyederhakan masalah yang aslinya kompleks.

Dalam kaitannya dengan pengajaran bahasa asing, tentu parameter mutakhir yang dipakai. Semua narasumber Al Madinah edisi ini menyepakati hal itu. Dari ahli psikologi pendidikan, pakar pendidikan bahasa, praktisi pendidikan, hingga orangtua yang mengajarkan bahasa Ingris sejak usia dini menyatakan, asal diajarkan secara riang, pelajaran bahasa asing tidak membebani anak.

Pola inilah yang akan ditiru Graha Aitam kelak. Anak-anak yatim akan didampingi oleh beberapa pengasuh (murabbi) secara penuh dari waktu ke waktu, dengan rasio seorang murabbi bertanggungjawab atas 10 anak. Sehingga perkembangan anak dan penguasaan bahasa Arab dan Inggris dapat dipantau secara terus menerus.

Pola pengajaran bahasa asing di Graha Aitam lebih ditekankan pada penciptaan lingkungan, melalui permainan (games) dan pembiasaan berbahasa Arab dan Inggris yang menyenangkan.

Kosakata Arab dan Inggris dari anggota tubuh dan kegiatan keseharian anak, akan diajarkan terlebih dahulu. Jika hal itu sudah terkuasai, maka pola berikutnya ialah dengan menyusun kalimat sederhana dalam bahasa Arab dan Inggris

Adapun pengajaran bahasa Arab dan Inggris akan dibagi menjadi 2 tingkatan, yakni tingkat Muhajirin, diperuntukkan bagi anak yang masih dalam tahap permulaan belajar bahasa Arab dan Inggris;

Dan tingkat kedua yaitu Anshar, diperuntukkan bagi anak-anak yang telah memiliki pemahaman dasar (basic) terhadap bahasa Arab dan Inggris serta telah melalui level Muhajirin.