Patut Diberi Peluang

Salah satu ciri khas kota besar ialah kompetisi sosial yang ketat. Siapa yang tidak siap akan tersisih dengan sendirinya. Kesiapan dibuktikan dengan modal personal terutama keterampilan dan ilmu pengetahuan. Orang yang hanya sempat mengenyam bangku pendidikan dasar dan skil pas-pasan, tentu tak banyak pengusaha yang berminat merekrutnya.

Para responden yang dijumpai Al Madinah adalah mereka yang terpinggir lantaran faktor itu, padahal secara usia, kecuali Munaji yang hidup sebatang kara, mereka masih dibawah empat puluh lima tahun. Nah apakah mereka harus dibiarkan tidak produktif seperti sekarang? Keterampilan bisa dijejalkan melalui pelatihan intensif. Tak berhenti di situ, mereka juga harus diberikan modal usaha.

Persoalannya memang selama ini semua pemberian bantuan kepada mereka lebih bersifat karitatif belaka, Bantuang Langsung Tunai (BLT) oleh pemerintah, dan sedekah-sedekah individu maupun lembaga swasta, biasanya habis untuk dikonsumsi karena tidak pernah terkelola secara baik.

Ketika Al Madinah mengajukan pertanyan, “Seandainya ada bantuan dalam jumlah besar, mau digunakan untuk apa?” Jawaban mereka tampak pesimis, sebab faktanya selama beberapa tahun mereka tinggal di lokasi itu, sumbangan dalam bentuk uang yang pernah mereka terima paling besar Rp. 20.000.

“Kalau ada orang yang mau ngasih banyak ya alhamdulillah. Kalau memang cukup buat modal usaha, ya mungkin buat buka usaha. Tapi kalau tidak cukup ya buat makan,” ujar Heri Surianto (42 tahun). Ketika dikejar dengan pertanyaan, “Usaha apa yang mau dirintis,” Heri mengaku belum membayangkan sama sekali sebab sepanjang hidupnya belum pernah melakukan wirausaha.

Reaksi senada datang dari Sulikah, tetangga Heri. Mendengar pertanyaan pengandaian dari Al Madinah, tak sedikit pun terlihat raut gembira di wajahnya. Baginya hal itu sekadar mimpi.

"Siapa yang memberi mas. Wong selama ini tak banyak yang memberi sedekah apalagi ngasih uang banyak. Paling-paling orang yang datang ke sini memberi uang Rp 10.000 sampai 20.000 atau sembako. Ya tapi kalau ada orang seperti itu (memberi modal), ya alhamdulillah. Siapa sih yang nggak ingin nasibnya berubah. Pokoknya yang penting halal,” ujar wanita tiga puluh delapan tahun itu panjang lebar.

Kebingungan sama juga mendera Sofyan. “Jujur mas, kayaknya saya tidak bakat kerja selain mencari cacing. Dulu, pernah bekerja serabutan termasuk jualan es, tapi tak pernah lama. Ya tapi yang jelas uang sumbangan itu akan saya simpan untuk pendidikan anak atau usaha lain yang bisa dijadikan sebagai pemasukan sehari-hari,” tuturnya.

Jawaban lebih “ekstrem” terlontar dari Munaji. Pria yang tak punya keluarga ini tegas menjawab, “Tidak mungkin.” “Ya ini hanya berandai-andai saja, pak? Kejar Al Madinah. “Ya paling buat jualan rokok. Tapi kan harus punya gerobak dulu, itu sudah mahal. Lebih enak kerja serabutan. Jualan rokok, ya kalau laku, kalau tidak, saya makan apa?” urainya.

Mereka ingin mengubah nasib, namun tak tahu apa yang harus diperbuat. Tentu kelompok mampu lah yang bisa memberikan solusi. Seharusnya memang semua ini tugas negara. Tapi semua orang tahu, banyak kebocoran dan korupsi anggaran di berbagai instansi pemerintah. Sudahlah tak perlu diperbincangkan soal korupsi itu karena hanya akan membuat kita jengah. Sekarang yang dibutuhkan adalah kepedulian sosial dari setiap individu yang berkemampuan secara finansial.

Comments :

0 komentar to “Patut Diberi Peluang”

Posting Komentar

Saran, kritik dan komentar anda akan sangat membantu kami dalam mengembangkan web blog ini. Terimakasih

 

koleksi

koleksi

Redaksi

Ketua Pengarah: M. Arif Junaidi. Penanggungjawab: Syarif Thayib (Ketua Yayasan Al Madinah).
­Redaktur Ahli: dr. Muhammad Thohir, Sp.Kj., Ahmad Faiz Zainuddin, S.Psi, Masuki M. Astro, Siti Raudlatul Jannah, S.Ag . Pemimpin Umum: Izzuddin Al Anshary. Pemimpin Redaksi: M. Syafiq Syeirozi. Redaktur Pelaksana: A. Suud Fuadi. Dewan Redaksi: Helmi Jauhari, A. Fathul Hudi. Distributor: Syafi’uddin. Kontributor Edisi ini: Aura Azzahra. Desain/Layout: Abd. Rokhman
Alamat Redaksi: Grha Aitam, Jl. Bratang Binangun IX/25-27 Surabaya. Telepon/Faksimile: (031) 5019424 / 5022212. ­E-Mail: redaksimadinah@yahoo.com. Web Blog: majalah-madinah.blogspot.com