Bersedekah, Kaki Terlindas Truk Hanya Lecet

Hari Senin petang, 01/06/2009, bisa jadi akan menjadi waktu yang tak pernah terlupakan dari memori Nurul Badriyah, pegawai LoGOS Institute Surabaya. Kecelakaan cukup fatal menimpanya di pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Kaki kirinya tergilas ban truk saat keluar dari pintu kapal Madura-Surabaya. Uniknya, hasil diagnosis medis menyimpulkan bahwa tak ada tulang yang retak di kakinya, hanya memar biasa.

Pagi harinya, Nurul, bersama beberapa staf LoGOS Institute menghadiri undangan Preview SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) di salah bank swasta terbesar di Jl Pahlawan Surabaya. “Namun menjelang acara berakhir, saya memeroleh kabar, salah satu saudara di Madura meninggal,” cetus wanita berdarah Madura itu.

Seusai preview, Nurul meminta izin kepada Syarif Thayib, Direktur LoGOS Institute, untuk tidak kembali ke kantor. Pasalnya, ia hendak takziyah ke rumah kerabatnya di Madura. Jadilah, siang itu selepas menunaikan shalat dhuhur, ibu dua anak itu meluncur ke Pulau Garam mengendarai sepeda motor. Ia mengajak salah satu staf LoGOS, Siti Roifah (biasa disapa Ifa), untuk menemani perjalanan.

“Singkat cerita sesudah takziyah kami memutuskan untuk segera kembali ke Surabaya, mengingat hari semakin petang. Setelah shalat magrib kami segera meluncur ke pelabuhan Kamal, Bangkalan,” kisah Nurul. Sesampainya di pelabuhan, mereka bergegas menuju loket untuk membeli tiket kapal seharga Rp. 9500.

Karena masih ada kembalian Rp. 500, sarjana alumnus IAIN Sunan Ampel Surabaya ini meminta Ifa untuk memberikan uang sisa ke pengemis. “Saat itu saya bilang ke Ifa, uang itu yang akan menjaga kita dari musibah,” ucap Nurul berkisah kepada Al Madinah.

Menggunakan kapal jenis feri, perjalanan Madura-Surabaya melahap waktu dua puluh lima menit. Nurul, Ifa, dan mungkin penumpang lainnya tak merasa jenuh dalam perjalanan. “Waktu itu cuaca cerah, angin bertiup sedang, bintang tampak berkelap-kelip di langit, dan lampu-lampu kota terlihat memendar dari laut,” kenang Nurul.



Berkah Sedekah

Sekitar pukul 19.30 WIB, kapal bersandar di pelabuhan Tanjung Perak. Lantaran sepeda motor yang dikendarai Nurul dan Ifa berada di bagian tengah, mereka harus bersabar mengantre kendaraan di depannya untuk keluar. “Saat itu tiba-tiba sebuah truk merambat bergerak. Lantas kaki saya terasa seperti terinjak, Masya Allah, ternyata kaki kiri terlindas ban truk itu,” tutur Nurul.

Uniknya, seperti diterangkan Ifa, perempuan tiga puluh tujuh tahun itu tetap tenang dan tidak panik. Setelah truk berlalu Nurul merasakan sakit dan panas di seluruh tubuh. Ia meminta Ifa untuk meminggirkan sepeda, seraya mencari tempat aman dari lalu lalang kendaraan.

Sambil menahan sakit Nurul membuka sepatunya. “Mbak Nurul terlihat tenang, malah saya yang bingung, dan menangis melihat kondisi kakinya yang lebam,” ujar Ifa kepada Al Madinah. Demi memeroleh perawatan selekasnya, mereka berdua menuju rumah sakit terdekat dari pelabuhan.

Dokter merekomendasikan Nurul untuk melakukan foto rontgen untuk mengetahui kondisi tulang kaki kirinya. “Saat itu rasa khawatir dan cemas menyergap. Namun saya terus berusaha tenang sambil terus berdoa,” tukas Nurul. Sambil menunggu antrian foto, Nurul menarik dompet dari saku celananya, dan mengambil uang yang tinggal selembar.

“Saya menyuruh Ifa untuk memberikan uang tersebut kepada orang yang membutuhkan, entah pengemis, tukang becak, atau siapa pun,” Imbuhnya. Menanggapi itu, Ifa sempat kaget dan berceletuk, “Aduh mbak sayang, kasihkan pada anak-anak di rumah saja.” Namun gadis asli Kediri itu menuruti perintah Nurul.

Tak lama setelah Ifa keluar, Nurul memasuki ruang pemotretan medis. Kakinya difoto dari bagian atas dan samping. Lima belas menit berikutnya, ia diberitahu dokter bahwa kondisi tulang kaki baik-baik saja, hanya memar. Nurul berkisah, “Spontan saya bersujud syukur, sambil memanjatkan kata Subhanallah Walhamdulillah, Wa la Ilaha Illa Allahu Wallahu Akbar.”

Namun untuk menghilangkan rasa panas dan sakit di kaki, ia tetap harus menjalani perawatan sejenak. Agar sakitnya lebih ringan, ia dibantu Ifa melakukan tapping (terapi ala SEFT). Dua jam berikutnya ia sudah diperbolehkan pulang oleh dokter yang merawatnya.

“Hikmah yang saya ambil, betapa dahsyatnya efek berderma. Terbukti sedekah mampu melindungi kita dari segala bahaya dan musibah. Secara logis, tulang kaki yang terlindas ban truk rawan patah ataupun retak. Tetapi nyatanya, kaki saya baik-baik saja. Semua karena rahmat Allah,” pungkasnya mengakhiri wawancara.

(Syafiq)

Comments :

0 komentar to “Bersedekah, Kaki Terlindas Truk Hanya Lecet”

Posting Komentar

Saran, kritik dan komentar anda akan sangat membantu kami dalam mengembangkan web blog ini. Terimakasih

 

koleksi

koleksi

Redaksi

Ketua Pengarah: M. Arif Junaidi. Penanggungjawab: Syarif Thayib (Ketua Yayasan Al Madinah).
­Redaktur Ahli: dr. Muhammad Thohir, Sp.Kj., Ahmad Faiz Zainuddin, S.Psi, Masuki M. Astro, Siti Raudlatul Jannah, S.Ag . Pemimpin Umum: Izzuddin Al Anshary. Pemimpin Redaksi: M. Syafiq Syeirozi. Redaktur Pelaksana: A. Suud Fuadi. Dewan Redaksi: Helmi Jauhari, A. Fathul Hudi. Distributor: Syafi’uddin. Kontributor Edisi ini: Aura Azzahra. Desain/Layout: Abd. Rokhman
Alamat Redaksi: Grha Aitam, Jl. Bratang Binangun IX/25-27 Surabaya. Telepon/Faksimile: (031) 5019424 / 5022212. ­E-Mail: redaksimadinah@yahoo.com. Web Blog: majalah-madinah.blogspot.com