Tanpa sebab yang jelas, pekerja di berbagai perusahaan tiba-tiba kinerjanya menurun. Berbagai upaya teknis sudah dilakukan, tapi tetap saja tak ada peningkatan yang signifikan. Bahkan, motivasi finansial berupa bonus, seringkali tak berbanding lurus dengan peningkatan kinerja karyawan. Lalu, apa yang salah? Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) memberikan jawabannya.
Menurut Ahmad Faiz Zainuddin, selama ini perusahaan-perusahaan memang dikelola secara teknis, sehingga standar yang diterapkan juga terkait kemampuan teknis. “Kalaupun mereka melakukan psikotes, sifatnya hanya untuk mengetahui profil dasar calon pegawainya.” Lalu apa yang salah dengan yang dilakukan perusahaan? “Yang dilakukan perusahaan bukan salah, tapi kurang,” kata Faiz ketika menanggapi problem kinerja perusahaan.
Maksudnya, jelas Faiz, banyak perusahaan yang mengabaikan aspek non teknis yang dialami karyawannya. “Ada dua hal yang harus selalu diperhatikan untuk memacu kinerja karyawan di sebuah perusahaan, yaitu: kompetisi dan karakter,” ujar pendiri LoGos Institute ini. Kompetisi, katanya, berkaitan dengan kemampuan seseorang di bidang teknis, seperti karyawan bagian administrasi, diharapkan memiliki kemampuan menata file atau mengatur jadwal. “Sedangkan karakter terkait dengan sikap dan perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di pekerjaan.” tambahnya.
Pelatihan berbasis Karakter
Lalu bagaimana untuk meningkatkan karakter karyawan? Faiz memberikan solusi sederhana, seperti juga peningkatan kemampuan teknis, pada bidang ini perusahaan harus memberikan pelatihan yang memberikan bekal kemampuan nonteknis itu. “Misalnya dengan pelatihan yang membawa perubahan dan pencerahan dari sisi spiritualnya, bersamaan dengan sisi emosional dan intelektualnya,” kata bapak dua anak ini.
Karena itu, melalui bekal ilmu yang didapatkan, Faiz mengembangkan teknik baru yang mengombinasikan antara unsur spiritual dan energy psychology. Teknik ini diberikan nama SEFT atau Spiritual Emotional Freedom Technique. “SEFT memiliki semangat mengusung tema spiritual,” tambah laki-laki yang sempat menekuni EFT (Emotional Freedom Technique) dari Garry Graig itu.
Menurutnya, dengan metode itu, Faiz mencoba menggagas model pengembangan diri secara holistik. “Metode SEFT memberikan kesempatan bagi manusia untuk mengembangkan tujuh potensi dasar yang sebenarnya sudah dimilikinya,” kata laki-laki yang belajar langsung psycho energetic dari Carol Saito, ilmuwan Italia.
Tujuh dimensi itu adalah spiritual sebagai inti, loving heart, positive quest, healthy lifestyle, enlightened entrepreneur, sense of beauty, dan self integrity.“ Bila semua dimensi itu bisa dioptimalkan, maka keluhan pimpinan perusahaan terhadap kinerja karyawannya akan teratasi,” kata Faiz.
Pada tataran praktis, SEFT bisa diterapkan untuk mengatasi berbagai problem di perusahaan yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. PT Timah (Persero) Tbk, misalnya, juga gencar mengirim karyawan menguasai metode SEFT. “Dalam hitung-hitungan mereka, bila semua karyawan menguasai SEFT, biaya kesehatan bisa dihemat hingga milyaran rupiah,” ujar putra pasangan (alm.) Anas Thohir dan (alm.) Maryamah Mansur ini.
Bahkan, seluruh pimpinan cabang BNI 46 wilayah Jawa Timur, kini telah merasakan manfaat SEFT. Menurut pengakuan mereka, setelah menguasai dan mempraktikkan metode ini, hubungan antar karyawan di bank plat merah itu semakin harmonis. Dampak baik itu telah dirasakan oleh tak kurang dari 250 karyawan alumni training SEFT.
Secara perseorangan, lanjut Faiz beberapa karyawan yang sedang bersiap memasuki masa pensiun, juga sudah banyak yang tertarik menerapkan metode ini. “Mereka rata-rata mengaku hanya mendapatkan pembekalan teknis. Tapi pembekalan non teknis seperti SEFT, tidak didapatkannya di perusahaan,” tutur Faiz yang telah melatih metode SEFT pada lebih dari 12 ribu orang dari berbagai kota di Indonesia, Singapura, Australia, Belanda, Amerika, Timur Tengah dan Hongkong.
Dijelaskan Faiz, beberapa hal yang bisa dilakukan dengan metode SEFT untuk mereka yang memasuki masa pensiun adalah memanajemen emosi, mengatasi perasaan post power syndrome, perasaan kesepian atau perasaan malu. Demikian penjelasan tentang manfaat SEFT untuk berbagai hal dari penemunya langsung, Ahmad Faiz Zainuddin.
(Dirangkum dari ESQ Magazine, Edisi Khusus, No. 06/Thn IV/Mei 2008, hlm. 220-221)
Comments :
Posting Komentar
Saran, kritik dan komentar anda akan sangat membantu kami dalam mengembangkan web blog ini. Terimakasih