SEFT Center Surabaya di Waru
Berangkat dari kegelisahan karena ingin mengamalkan ilmu namun tidak memiliki media, sembilan alumni SEFT Training dari pelbagai angkatan mendirikan SEFT Center, pada 2 November 2008. Kendati berlokasi di Jl. Brigjen Katamso No. 222 Blok B No. 3, Wedoro, Waru, Sidoarjo, mereka mengambil nama SEFT Center Surabaya agar tidak terkotak di Waru saja. Tempat itu, selain berfungsi sebagai kantor juga klinik pengobatan alternatif.
Aktifitas rutin yang digelar di klinik ialah terapi gratis setiap senin–jumat pukul 19.00-21.00 WIB. Dijadwalkan dua orang terapis stand by di klinik ini untuk melayani pasien yang datang. Sementara kegiatan bulanan organisasi ialah bakti sosial di berbagai tempat di Surabaya.
Agus Setyadi, Koordinator SEFT Center Surabaya, menerangkan, tujuan pendirian tempat ini selain sebagai media pemberdayaan diri untuk mempraktikkan ilmu yang mereka peroleh ketika mengikuti pelatihan SEFT, juga untuk berbakti kepada masyarakat. Maka seluruh kegiatan yang dihelat SEFT Center Surabaya terbuka untuk umum dan gratis. Sedangkan biaya kegiatannya dihimpun dari iuran pengurus.
Menurut penuturan lelaki keturunan Arab itu, dalam sehari klinik SEFT Center Surabaya atau yang lebih dikenal dengan SEFT Center Waru di kalangan alumni SEFT Training, didatangi dua hingga empat orang. Keluhan yang mereka utarakan juga cukup variatif.
Ketika ditanya apakah keluhan para pasien lebih banyak karena gangguan fisik atau emosi, lelaki yang sehari-hari bekerja sebagai marketing di sebuah perusahaan swasta itu berargumen bahwa SEFT adalah terapi psikis. “SEFT itu kan mengobati emosinya. Penyakit apa pun menurut saya berawal dari gangguan emosi,” tandas Agus. Ia menyontohkan sebuah program siraman rohani di stasiun televisi swasta, “ketika sang ustad bertanya siapa sakit, maka jamaah yang mengacungkan tangan ditanya, apa kebiasaan buruknya? Terus disumpah untuk bertaubat dan diajak berdoa. Eh sebagian besar, sakitnya hilang.”
Maka efektifitas terapi yang dilakukan Agus Setyadi dan rekan-rekannya juga tidak bisa ia ukur. “Ini kan spiritualitas. Jadi terapi SEFT yang kita lakukan sekadar usaha. Kesembuhannya kan Alllah yang ngatur,” ujar Agus dengan logat betawinya yang khas.
Sejauh ini, SEFT Center Surabaya telah mengadakan tiga kali baksos. Pertama diadakan dalam rangka grand opening pada awal November, disusul kemudian di daerah Candi, Sidoarjo pada 30/11/2008, dan terakhir di Medoan Rungkut pada 08/02/2009. “Sementara baksos belum bisa rutin bulanan. Tetapi ke depan, ditargetkan minimal sekali dalam sebulan,” janji Agus.
Mengenai relasi SEFT Center dengan SEFT Training Center Surabaya (Logos Institute), Wahyudi Heru, Koordinator Alumni Pelatihan SEFT, mengatakan, bersifat koordinatif bukan instruktif. “Ya sekadar saling memberitahu kalau ada kegiatan,” cetus Wahyudi. “Maka kalau pun ingin mengembangkan SEFT Center lain ya itu haknya Logos Institute,” Sahut Agus.
(Syafiq)
Berangkat dari kegelisahan karena ingin mengamalkan ilmu namun tidak memiliki media, sembilan alumni SEFT Training dari pelbagai angkatan mendirikan SEFT Center, pada 2 November 2008. Kendati berlokasi di Jl. Brigjen Katamso No. 222 Blok B No. 3, Wedoro, Waru, Sidoarjo, mereka mengambil nama SEFT Center Surabaya agar tidak terkotak di Waru saja. Tempat itu, selain berfungsi sebagai kantor juga klinik pengobatan alternatif.
Aktifitas rutin yang digelar di klinik ialah terapi gratis setiap senin–jumat pukul 19.00-21.00 WIB. Dijadwalkan dua orang terapis stand by di klinik ini untuk melayani pasien yang datang. Sementara kegiatan bulanan organisasi ialah bakti sosial di berbagai tempat di Surabaya.
Agus Setyadi, Koordinator SEFT Center Surabaya, menerangkan, tujuan pendirian tempat ini selain sebagai media pemberdayaan diri untuk mempraktikkan ilmu yang mereka peroleh ketika mengikuti pelatihan SEFT, juga untuk berbakti kepada masyarakat. Maka seluruh kegiatan yang dihelat SEFT Center Surabaya terbuka untuk umum dan gratis. Sedangkan biaya kegiatannya dihimpun dari iuran pengurus.
Menurut penuturan lelaki keturunan Arab itu, dalam sehari klinik SEFT Center Surabaya atau yang lebih dikenal dengan SEFT Center Waru di kalangan alumni SEFT Training, didatangi dua hingga empat orang. Keluhan yang mereka utarakan juga cukup variatif.
Ketika ditanya apakah keluhan para pasien lebih banyak karena gangguan fisik atau emosi, lelaki yang sehari-hari bekerja sebagai marketing di sebuah perusahaan swasta itu berargumen bahwa SEFT adalah terapi psikis. “SEFT itu kan mengobati emosinya. Penyakit apa pun menurut saya berawal dari gangguan emosi,” tandas Agus. Ia menyontohkan sebuah program siraman rohani di stasiun televisi swasta, “ketika sang ustad bertanya siapa sakit, maka jamaah yang mengacungkan tangan ditanya, apa kebiasaan buruknya? Terus disumpah untuk bertaubat dan diajak berdoa. Eh sebagian besar, sakitnya hilang.”
Maka efektifitas terapi yang dilakukan Agus Setyadi dan rekan-rekannya juga tidak bisa ia ukur. “Ini kan spiritualitas. Jadi terapi SEFT yang kita lakukan sekadar usaha. Kesembuhannya kan Alllah yang ngatur,” ujar Agus dengan logat betawinya yang khas.
Sejauh ini, SEFT Center Surabaya telah mengadakan tiga kali baksos. Pertama diadakan dalam rangka grand opening pada awal November, disusul kemudian di daerah Candi, Sidoarjo pada 30/11/2008, dan terakhir di Medoan Rungkut pada 08/02/2009. “Sementara baksos belum bisa rutin bulanan. Tetapi ke depan, ditargetkan minimal sekali dalam sebulan,” janji Agus.
Mengenai relasi SEFT Center dengan SEFT Training Center Surabaya (Logos Institute), Wahyudi Heru, Koordinator Alumni Pelatihan SEFT, mengatakan, bersifat koordinatif bukan instruktif. “Ya sekadar saling memberitahu kalau ada kegiatan,” cetus Wahyudi. “Maka kalau pun ingin mengembangkan SEFT Center lain ya itu haknya Logos Institute,” Sahut Agus.
(Syafiq)
Comments :
Posting Komentar
Saran, kritik dan komentar anda akan sangat membantu kami dalam mengembangkan web blog ini. Terimakasih