Anak-anak Yatim Yang Revolusioner

Judul : Anak-Anak Yatim yang Mengubah Jalan Sejarah Penerbit : Ziyad Visi Media Surakarta
Penulis : Abdullah Shalih al Jum’ah
Penerjemah : Saiful Mujahidin
Tahun terbit : 2008
Tebal : 220 hlm



Setiap manusia memiliki jalan hidupnya. Jalan itulah yang kelak menjadi catatan sejarah. Namun hanya sedikit saja yang dapat mewarnai dan menjadi bagian penting dalam catatan itu. Di antara mereka terdapat sosok yang jasa, keilmuan, dan karyanya selalu dikenang sepanjang masa. Dan di balik itu ternyata banyak dari mereka yang tidak merasakan kasih sayang orang tua khususnya ayah sejak masa kanak-kanak.

Kendati tanpa kehadiran dan bimbingan ayah, tidak membuat anak-anak itu patah semangat dan rendah diri. Sebaliknya perjalanan hidup dilaluinya dengan gigih, penuh semangat, selalu mensyukuri nikmat, dan sabar tegar ketika aral melintang. Tak satu pun yang menyesali status yatim yang disandangnya. Salah satu yang menjadi kunci keberhasilan mereka dalam mengubah jalan sejarah, selain sikap dan kesabarannya, adalah kegigihan dalam menuntut ilmu pengetahuan. Bahwa janji “Tuhan memuliakan orang-orang yang beriman dan berilmu di antara kalian” terbukti riil. Profil tersebut dapat kita lihat pada beberapa tokoh-tokoh berikut;

Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim al-Bukhari, terkenal dengan sebutan Imam al Bukhori. Ia adalah seorang perawi hadits termashur hingga hadits riwayatnya yang disebut Sahih Bukhori menempati urutan teratas dalam kajian takhrijul hadits. Al Bukhori lahir pada 4 Syawal 194 H. Ia telah yatim sejak kecil, karena ayahnya meninggal di usia yang masih muda. Namun kebaikan dan perhatian ibu al Bukhari yang terus mendorongnya untuk belajar, serta menghiaskan ketaatan padanya, menjadikan al Bukhori tumbuh sebagai intelektual berjiwa lurus, lidah terjaga, akhlak mulia, taat, dan haus ilmu pengetahuan. Nilai-nilai hidup yang ditanamkan ibunya terus dipegang al Bukhori hingga ia menjadi perawi hadits terbesar. Bukhori memiliki lebih dari seribu guru dari berbagai penjuru dunia sebagai bukti kecintaan dan kegigihannya dalam menuntut ilmu.

Muhammad bin Idris bin al Abbas bin Utsman bin Syafi’ al Quraisyi atau yang lebih terkenal dengan panggilan Imam al Syafi’i lahir pada tahun 150 H di kota Gaza Palestina, kota yang kini menjadi obyek serangan pasukan militer Israel. Syafi’i terlahir dari keluarga yang amat menjaga kehormatan serta ketaatan beragama. Al Syafi’i telah yatim sejak ia lahir, karena ayahnya meninggal saat ia dalam kandungan ibu. Di usia 7 tahun al Syafi’i telah hafal al Quran dan di usia 10 tahun mampu menghafal kitab al Muwatta’, magnum opus-nya Imam Malik. As Syafi’i besar adalah petualang ilmu. Ulama-ulama terkemuka di bidang fiqh, hadits, maupun sastra adalah gurunya. Pemikiran-pemikiran fiqh beliau sangat berpengaruh hingga membentuk mazhab Syafi’i yang kini dianut oleh mayoritas penduduk nusantara. Hingga akhir hayatnya, al Syafi’i menghasilkan banyak karya monumental dalam bidang fiqh di antaranya Al Risalah dan Al Umm.

Abu al Thayyib Ahmad bin al Husain al Ja’fi al Kindi atau dikenal dengan sebutan al Mutanabbi. Ia adalah penyair terbesar pada abad empat Hijriyah. Bayi al Mutanabbi menyusu pada seorang wanita budak karena ia terlahir dari keluarga miskin. Ia tumbuh dewasa di Kuffah (Irak). Semangatnya yang kuat dan pantang menyerah sangat dipengaruhi oleh latar kemiskinannya, sehingga ia terdorong membuktikan bahwa kemiskinan tidak menghalangi siapa pun untuk unggul di bidangnya. Al Mutanabbi adalah sosok sastrawan sekaligus pengusaha. Namun baginya, mencari kekayaan bukan berarti takut miskin, namun lebih karena ingin meraih kehormatan melalui harta. Hal itu ia yakini dengan filosofinya, “Mengumpulkan harta karena takut miskin justru merupakan kemiskinan itu sendiri”. Pengaruh pemikiran al Mutanabbi terasa sangat luas di banyak bidang yaitu bahasa, filsafat, sejarah, geografi, serta ilmu tafsir.

Yasser Arafat lahir pada 24 Agustus 1929. Ia Presiden Palestina yang memerjuangkan kemerdekaan negerinya. Meski terdapat perselisihan tentang kelahirannya, namun di usia sekitar lima tahun, Arafat ditinggal mati orang tuanya. Semangatnya untuk memimpin perjuangan kemerdekaan telah tumbuh sejak kecil. Dalam suasana keterbatasan dan tanpa kasih sayang lengkap dari orang tua, tidak membuatnya rendah diri. Semangatnya terus tumbuh dalam memerjuangkan kemerdekaan Palestina. Ia mendirikan Partai Fatah sebagai kendaraan perjuangannya, hingga mengantarkannya menjadi Presiden. Dalam perjalanan hidupnya, Yaser berjasa besar menciptakan perdamaian di negeri Palestina melalui perjuangan perlawanan maupun diplomatis. Perjanjian Oslo adalah buah kerja kerasnya.

Itulah beberapa di antara sekian kisah yatim yang mampu meneguhkan dirinya sebagai revolusioner di bidangnya masing-masing. Abdullah Shalih, penulis buku ini sengaja menampilkan kisah, jasa, dan peran beberapa tokoh populer tersebut untuk menunjukkan kepada khalayak luas bahwa anak yatim mempunyai ksempatan sama --dengan anak-anak non yatim— untuk menjadi besar jika diberi peluang. Bahwa anak yatim juga mempunyai pilihan hidup yang sama dengan anak-anak pada umumnya.

Tetapi perhatian dan kesempatan bagi yatim untuk meraih cita-cita tentu perlu dukungan semua pihak. Pasalnya, siapa pun, termasuk yatin sanggup mengubah jalan sejarah peradaban. Semangat pantang menyerah, giat belajar, dan ketaatan beragama adalah syarat mutlak meraih itu. Buku ini cukup inspiratif kendati cara penulisannya terkesan monoton karena berpola deskriptif, layaknya sebuah kumpulan biografi tokoh. Terlepas dari itu, semua yang bercita-cita menjadi revolusioner, silakan baca!
(Suud Fuadi)

Comments :

0 komentar to “Anak-anak Yatim Yang Revolusioner”

Posting Komentar

Saran, kritik dan komentar anda akan sangat membantu kami dalam mengembangkan web blog ini. Terimakasih

 

koleksi

koleksi

Redaksi

Ketua Pengarah: M. Arif Junaidi. Penanggungjawab: Syarif Thayib (Ketua Yayasan Al Madinah).
­Redaktur Ahli: dr. Muhammad Thohir, Sp.Kj., Ahmad Faiz Zainuddin, S.Psi, Masuki M. Astro, Siti Raudlatul Jannah, S.Ag . Pemimpin Umum: Izzuddin Al Anshary. Pemimpin Redaksi: M. Syafiq Syeirozi. Redaktur Pelaksana: A. Suud Fuadi. Dewan Redaksi: Helmi Jauhari, A. Fathul Hudi. Distributor: Syafi’uddin. Kontributor Edisi ini: Aura Azzahra. Desain/Layout: Abd. Rokhman
Alamat Redaksi: Grha Aitam, Jl. Bratang Binangun IX/25-27 Surabaya. Telepon/Faksimile: (031) 5019424 / 5022212. ­E-Mail: redaksimadinah@yahoo.com. Web Blog: majalah-madinah.blogspot.com